Masa Pendudukan Jepang berlangsung dari tahun 1942-1945, diwarnai dengan perubahan-perubahan yang penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. perubahan-perubahan itu terlihat nyata dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Pada masa pendudukkan Jepang ini, dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang sangat penting artinya bagi perjuangan bangsa Indonesia khususnya untuk mewujudkan kemerdekaan. Para tokoh pergerakan yang sebelumnya aktif dalam masa awal dan masa radikal melanjutkan berkiprah menuangkan gagasan-gagasannya untuk perbaikan nasib bangsanya dan kemudian berhasil memproklamasikan kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang.
Untuk
mempelajari pelajaran-pelajaran selanjutnya, peserta sebaiknya memahami dan
mempelajari masa Pendudukan Jepang terlebih dahulu.
Pearl Harbour (Pasifik)
|
Pada tanggal
8 Desember 1941 Jepang yang menjadi sekutu Jerman, menyerang pangkalan armada
Amerika Serikat di Pearl Harbour (Pasifik). Sejak itu Perang Pasifik, yaitu
bagian Perang Dunia II di wilayah Pasifik dimulai. Sebulan sesudah itu Jepang
masuk dan menyerang Indonesia, mulai dari Tarakan (Kalimantan Timur), kemudian
Sumatera dan dilanjutkan Pulau Jawa pada dua minggu kemudian.
Pemerintah Hindia Belanda memaklumkan perang pada Jepang lima jam setelah penyerbuan Pearl Harbour, tetapi pasukannya tidak sebanding dengan pasukan Jepang yang menyerbu Indonesia. Belanda hanya memiliki 4 divisi sedangkan Jepang menyerang dengan 6 sampai 8 divisi, sehingga tidak mengherankan bila Gubernur Jenderal Tjarda menyerah tanpa syarat pada Jepang di Kalijati pada 8 Maret 1942. Kekalahan itu ditanda tangani oleh Panglima tentara Hindia Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten, sedang pihak Jepang diwakili oleh Jenderal Hitosyi Imamura.
Dengan
masuknya Jepang tidak berarti Pergerakan Nasional Indonesia akan berhenti.
Gerakan Petisi seperti Wibowo dan Soetarjo yang muncul pada tahun 1936-an tetap
menjadi landasan perjuangan kaum pergerakan di masa Jepang. Tujuan pergerakan
ini adalah memberikan pemahaman agar pemerintah militer Jepang dapat lebih
memahami rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
Ir. Soekarno. |
Cita-cita
perjuangan telah tertanam pada kaum pergerakan. Oleh sebab itu Pemerintah
Militer Jepang tidak dapat menghindari terbentuknya organisasi-organisasi
seperti PUSAT TENAGA RAKYAT (PUTERA), Pemuda Menteng, Perhimpunan Kebangkitan
Rakyat dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini pada hakekatnya dimotori oleh
tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno. Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansur, Chairul
Saleh dan lain-lain.
Ir. Soekarno. Chairul Saleh Dkk |
Munculnya tokoh-tokoh pergerakan Nasional adalah konsekuensi dari usaha untuk
mensukseskan perang Asia Timur Raya. Itulah sebabnya tokoh pergerakan seperti Hatta,
Syahrir, Soekarno segera dibebaskan dari tahanan. Soekarno dan Hatta kemudian
bersama-sama membentuk organisasi Pusat Tenaga Rakyat ( PUTERA). Ternyata
kegiatan PUTERA semakin membahayakan kedudukan Jepang, karena itu organisasi
ini dibubarkan dan kemudian diganti dengan Perhimpunan Kebangkitan Rakyat (Jawa
Hokokai). Selanjutnya baik di desa-desa maupun di kota juga dibentuk
organisasi-organisasi pemuda seperti SEINENDAN dan KEIBODAN. Kedua organisasi
ini dimaksudkan untuk membantu perang Jepang melawan Tentara Sekutu.
Gencarnya
pergerakan politik pada awal pendudukan Jepang membuat pemerintah Jepang
melarang semua kegiatan politik. Pada tanggal 21 Maret 1942 dikeluarkan surat
keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik.
Jepang hanya mengijinkan organisasi sosial seperti olah raga dan kesenian.
Organisasi politik dimungkinkan bila merupakan gerakan bersama untuk
kepentingan bangsa Asia seperti Gerakan 3 A.
Melalui
Gerakan 3 A Jepang memperkenalkan diri sebagai pembela Asia terhadap kekejaman
Imperialisme Barat. Gerakan ini bersemboyan Nippon pelindung Asia, Nippon
cahaya Asia dan Nippon pemimpin Asia. Gerakan ini tidak memperoleh simpati dari
kaum pergerakan, apalagi dipimpin oleh seorang tokoh yang tidak terkenal
seperti Mr. Syamsudin.
Perang
Pasifik adalah babak baru bagi perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Pada tanggal 16 Juni tahun 1943 Perdana Menteri Jepang Tojo memberikan
kebijakan baru untuk memperluas bidang pendidikan dan kebudayaan serta memberi
kesempatan untuk ikut serta di bidang pemerintahan. Realiasi ini terlihat
dengan dibentuknya badan-badan pertimbangan di daerah dan pusat. Pengangkatan
orang-orang Indonesia untuk menduduki jabatan tinggi mulai nampak. Di samping
itu orang-orang Indonesia mulai menjadi anggota badan penasehat pada
badan-badan Pemerintahan Militer Jepang. Penempatan orang-orang pribumi pada
jabatan pemerintahan di setiap keresidenan mulai nampak.
Dalam masa
pemerintahan Jepang di Indonesia, wilayah pemerintahannya dibagi atas tiga
bagian besar, pertama meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di
Batavia. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan Tentara XVI. Kedua Wilayah
Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan
Tentara XXV. Wilayah ketiga meliputi Irian Jaya, Maluku, Nusa Tenggara dan
Sulawesi yang berpusat di Makassar. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan
Armada Selatan II.
ROMUSA |
Masa
pendudukan Jepang ini merupakan masa yang berat bagi orang-orang Indonesia.
Orang-orang Indonesia diwajibkan mengikuti peraturan Jepang yang sangat
memberatkan, seperti mengibarkan bendera Jepang, menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang, melakukan seikerei dan sebagainya. Rakyat juga dipaksa untuk membantu
Jepang untuk memperoleh kemenangan dalam perang Asia Timur Raya. Dengan jalan
menyerahkan hasil panen, menyerahkan perhiasan dan dipaksa untuk menjadi
romusha. Akibatnya kehidupan rakyat sangat memprihatinkan. Kehidupan ekonomi mereka
sangat merosot. Bahan kebutuhan sehari-hari sangat sulit didapat. Untuk
mendapatkannya rakyat harus mengikuti antrian yang memakan waktu lama. Bahkan
tidak jarang mereka tidak kebagian, sehingga tenaga dan waktu terbuang percuma.
Keadaan Sulit Di Jaman Jepang |
Menjelang
akhir tahun 1944 Jepang mendapat kekalahan dalam perang Pasifik. Akibatnya
Kabinet Tojo jatuh dan digantikan oleh Kabinet Jenderal Koiso. Dalam
kebijakannya kabinet Jenderal Koiso mengumumkan apa yang dikenal dengan janji
kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari. Berbagai daerah pangkalan tentara
Jepang dikuasai oleh Tentara Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat. Di
antaranya adalah daerah Balikpapan. Pada bulan Maret 1945 Panglima Tentara di
Jakarta mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Jumbi Cosakai).
Badan baru ini bermaksud menyelidiki masalah tata pemerintahan, ekonomi, politik dalam rangka pembentukan negara merdeka. Upacara peresmian dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945 di Pejambon yang dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi Jepang dan diikuti penaikan Bendera Merah Putih. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Widiodininggrat.
Dalam
sidangnya pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 badan ini telah melahirkan
konsep dasar-dasar negara. Badan penyelidik ini kemudian dibubarkan dan
dibentuk badan baru Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Meskipun
kekalahan Jepang sangat dirahasiakan, tetapi berkat kecepatan para pemuda,
berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu, sampai juga pada
pemimpin-pemimpin Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1945 bertempat di Asrama
Baperpi Cikini 71 Jakarta para pemuda dari berbagai kelompok mengadakan rapat
dibawah pimpinan Chaerul Saleh. Rapat memutuskan agar kemerdekaan segera
diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Para pemuda lalu mengirimkan
utusan kepada Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil putusan rapat
tersebut. Para pemuda juga minta agar pengumuman tentang kemerdekaan Indonesia
lepas dari segala ikatan dengan Jepang. Semula Soekarno-Hatta menolak usul para
utusan tadi dengan alasan bahwa mereka harus berembug dulu dengan para pemimpin
lainnya serta harus mendengarkan keterangan resmi tentang penyerahan Jepang.
Utusan yang terdiri atas pemuda Darwis dan Wikana akhirnya kembali dan
menyampaikan hasil penolakan tersebut. Penolakan tersebut mempertajam perbedaan
pendapat yang telah ada antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda
mendesak agar proklamasi segera dilaksanakan keesokan harinya tanggal 16
Agustus 1945, sedang golongan tua masih menekankan perlunya rapat dengan PPKI
terlebih dahulu.
Adanya
perbedaan pendapat itu mendorong golongan pemuda untuk membawa Bung Karno dan
Bung Hatta ke luar kota, dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala
pengaruh Jepang. Demikianlah pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.30 para
pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok kota kecil di
sebelah timur Jakarta.
Sementara
itu di Jakarta tercapai kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Mr. Ahmad Subardjo
memberi jaminan bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17
Agustus 1945. Atas jaminan itu Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke
Jakarta. Sesampainya di Jakarta Bung Karno dan Bung Hatta langsung menuju rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Noomor 1 Di rumah inilah naskah proklamasi
disusun dan rumusannya berhasil diselesaikan pada menjelang subuh tanggal 17
Agustus 1945.
Pembacaan Tex Proklamasi pada Tanggal 17 Agustus 1945 |
Pada pukul
10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumah kediaman Bung Karno Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi) naskah proklamasi tersebut
diumumkan oleh Soekarno-Hatta dihadiri pemimpin-pemimpin bangsa dan berbagai
kalangan pemuda. Sejak itulah Indonesia memasuki alam kemerdekaan.
Kemerdekaan
yang telah dicapai itu harus dibela dan dipertahankan. Pemuda-pemuda Indonesia
tampil ke depan dan mengambil tindakan-tindakan yang nyata, antara lain:
a. Berita
proklamasi dikumandangkan ke seluruh tanah air dan segenap penjuru dunia oleh
pemuda - pemuda yang bekerja di kantor berita PTT serta
instansi-instansi lain.
b.
Pemuda-pemuda yang bekerja di jawatan-jawatan mengambil alih jawatan dari
tangan Jepang dengan atau tanpa kekerasan.
c. Untuk
menjaga keamanan, pemerintah mula-mula membentuk BKR (BadanKeamanan Rakyat)
pada 22 Agustus 1945. Kemudian para pemuda bekas anggota PETA, HEIHO, dan KNIL
mengajukan usul pada pemerintah untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
dan TKR dibentuk tanggal 5 Oktober 1945.
TKR kemudian
diganti menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) bulan Januari 1946.
Selanjutnya pada 3 Juni1947, TRI diganti lagi menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
d. Milik
pemerintah Jepang seperti gedung, mobil dan lain-lain dinyatakan milik RI.
e.
Slogan-slogan dan semboyan-semboyan perjuangan ditempelkan atau dicat pada
tembok dan dinding-dinding kereta api.
Pihak Jepang
di Indonesia sejak semula tidak mau mengakui adanya Republik Indonesia. Secara
resmi Jepang ditugaskan untuk menjaga keamanan sampai tentara sekutu tiba dan
diperintahkan agar tidak mengubah keadaan yang ada.
2 komentar:
artikelnya bagus gan, jangan lupa kunjungi kami kembali ya gan ^^
artikelnya bagus gan, jangan lupa kunjungi kami kembali ya gan ^^
Posting Komentar